Manage Yourself, Before Managing Others

Diella Zuhdiyani
4 min readApr 8, 2024

This is my writing that was initially published on Minutes of Manager’s page, with Iqbal Hariadi as the editor.

4 minute read (Editor’s note: guarantee worth your time)

Lima tahun lalu, cara awal gue mencoba mempelajari managerial skill dalam dunia kerja adalah dengan melakukan observasi ke para leaders di sekitar gue. Dan muncul sebuah kesimpulan bahwa skill ini ditopang dua hal:

  1. Kemampuan teknis dan strategis; manajer yang efektif mampu memberi arahan why the goals matter and how to get things done.
  2. Kemampuan influencing; manajer yang efektif mampu mengajak orang lain untuk sama-sama meraih tujuan tim atau perusahaan.

Lima tahun kemudian, setelah 3+ tahun gue nge-lead tim, ternyata dua hal di atas memang penting namun tidaklah cukup.

Kemampuan untuk mengelola dan memimpin diri sendiri (manage yourself before managing others) ternyata jadi fondasi penting manager yang sering terlupakan. Yuk kita bedah mengapa kemampuan ini penting dan bagaimana cara membangunnya!

The Why — Mengapa Kemampuan ini Penting

Dari pengalaman gue, sandwich manajer berlaku sebagai jembatan antara para tim yang gue pimpin dan para bos yang memimpin gue.

Catat: kedua pihak memiliki ekspektasi yang berbeda. Jangan lupa bahwa si manajer pun juga memiliki ekspektasi dan visi tersendiri. Di sini menurut gue tantangan terbesar sebagai sandwich manager, yaitu menyelaraskan ekspektasi dan visi ketiga pihak untuk meraih tujuan bersama.

Ibarat persendian, gue harus punya grip yang pas dan kuat antara dua tulang yang gue sambung. Dan di proses inilah gue harus memahami diri gue sendiri;

  • Seberapa berat dan jauh beban serta jarak yang mampu diraih,
  • Apa yang kurang dari kemampuan saat ini,
  • Apa yang harus dilakukan kalau di tengah jalan cedera sendi geser,
  • Kapan waktu yang tepat untuk berhenti,
  • Gimana bantu semua bagian mampu angkat beban tapi tetap enjoy dan senang.

Bagaimana gue bisa menyelaraskan ekspektasi serta visi ketiga pihak, kalau gue bahkan nggak benar-benar mengerti apa ekspektasi dan visi gue?

Bagaimana gue bisa mendukung tim meraih lebih, kalau gue bahkan nggak benar-benar mengerti kemampuan, keterbatasan, coping and growth mechanism yang gue miliki?

Bagaimana gue bisa membawa tim untuk bisa menikmati proses naik-turun yang ada, mengambil keputusan tepat kapan harus berhenti atau lanjut, kalau gue bahkan nggak benar-benar mengerti apa yang gue nikmati dalam perjalanan tersebut?

So yes, it starts from you, dear sandwich managers.

The How — Bagaimana Cara Melatih Kemampuan ini

Seperti tipe kecerdasan lain, gue meyakini bahwa kecerdasan emosional bisa dibangun dan dilatih. Termasuk kecerdasan dalam memahami diri sendiri.

Berikut tiga langkah mengenal dan memimpin diri sendiri:

Langkah 1 — The Mental Mode

Benar-benar meyakini bahwa kemampuan mengelola dan memimpin diri sendiri adalah hal yang sangat penting sebagai seorang manajer. Tanpa langkah pertama ini, langkah-langkah selanjutnya akan berkurang arti.

Langkah 2 — The Inner Work

Selain 1on1 rutin dengan tim dan bos, gue juga punya sesi 1on1 rutin dengan diri sendiri. Dalam sesi itulah gue melakukan obrolan jujur dengan diri sendiri.

Sandwich Manager perlu meluangkan waktu untuk hal ini, dengan beberapa pertanyaan panduan berikut:

  1. Kemampuan apa yang membuat lo dipercaya di posisi saat ini?
    Jawaban ini akan memberi gambaran tentang kekuatan yang sudah lo miliki, untuk bisa lo apresiasi dan kuatkan lagi.
  2. Kemampuan apa yang diperlukan untuk bisa mendukung tim lo dan atasan lo lebih baik lagi, namun lo belum seutuhnya memiliki hal tersebut?
    Jawaban ini akan memberi gambaran tentang gaps yang perlu lo penuhi.
  3. Hal apa yang lo nikmati dan tidak nikmati dari posisi ini?
    Jawaban ini akan memvalidasi kebahagiaan dan kegundahan lo dalam menjalani peran sebagai sandwich manager.
  4. Hal apa yang membuat api dalam diri lo berkobar dalam menjalani karier. Jawaban ini akan menjadi arahan dalam lo mengambil keputusan karier lo.

Langkah 3 — The Outer Work

Pahami pandangan orang lain tentang diri lo.

Untuk langkah ini, gue biasanya memanfaatkan momen performance appraisal, sesi retrospektif, sesi 1on1, dan formulir feedback yang gue buat sendiri.

Lo bisa menggunakan beberapa pertanyaan panduan, seperti:

  1. Bagi tim, bos dan peers — hal apa yang sudah lo lakukan dengan baik dan membuat kerjasama kalian berjalan efektif?
  2. Bagi tim, bos dan peers — hal apa yang perlu lo tingkatkan agar kerjasama kalian bisa lebih efektif?
  3. Bagi tim, bos dan peers — hal apa yang perlu lo hentikan agar kerjasama kalian bisa lebih efektif?
  4. Menyelaraskan aspirasi lo dengan orang lain, terutama tentang:
  5. Hal apa yang bisa bos lo bantu agar api dalam diri lo senantiasa berkobar dalam menjalani karier?
  6. Hal apa yang bisa tim dan peers lo dukung, agar kerjasama kalian bisa berjalan secara lebih efektif?

Lakukan tiga langkah ini untuk mengenal dan manage diri sendiri dengan lebih baik.

How about you? Ada tips lain untuk manage yourself? Share ya.

That’s all, semoga bermanfaat!

Written by Diella Zuhdiyani, Growth Product Manager at Binar Academy . Connect with her here.

Edited by Iqbal Hariadi, VP of Brand Communication Kitabisa. Connect with him here.

--

--

Diella Zuhdiyani

A product person by day, an (aspiring) entrepreneur by heart — who writes professional and personal learnings here.